Senin, 25 Mei 2009

Rumus Matematika



Home


F. MENERAPKAN LOGIKA MATEMATIKA DALAM

PEMECAHAN DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG

BERKAITAN DENGAN PERNYATAAN MAJEMUK DAN

PERNYATAAN BERKUANTOR.

A. Mendiskripsikan Pernyataan dan bukan Pernyataan (Kalimat Terbuka).

1. Pernyataan

1.1. Pengertian Pernyataan .

Pernyataan adalah kalimat yang hanya benar saja atau salah saja, akan tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

1.2. Lambang dan nilai kebenaran suatu pernyataan

Dalam matematika , pernyataan-pernyataan dengan huruf kecil,seperti a , b ,

p dan q.Perhatikan contoh berikut !

1.3. Kalimat Terbuka.

Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih mengandung variabel, sehingga

belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah). Kalimat terbuka

tersebut dapat diubah menjadi bentuk pernyataan, jika variabelnyadiganti dengan

suatu konstanta.

Contoh :

a) Kalimat terbuka : x + 5 = 9

Jika variabelnya diganti dengan 4 maka 4 + 5 = 9 (pernyataan benar)

b) Jika variabelnya diganti dengan 7 maka 7 + 5 = 12 (Pernyataan salah)

B. Mendeskripsikan, Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, Biimplikasi Dan

Ingkaranya.

B.1. Pernyataan Majemuk.

Apabila suatu pernyataan terdiri lebih dari satu pernyataan maka diantara satu

pernyataan dengan pernyataan lainnya dibutuhkan suatu kata penghubung sehingga

diperoleh suatu pernyataan majemuk.

Untuk Logika matematika ada 5 macam penghubung pernyataan yaitu

ingkaran (negasi) (tidak), konjungsi (dan), disjungsi (atau),implikasi(jika…maka…)

dan biimplikasi (jika dan hanya jika).

Operasi Logika

Penghubung

Lambang

Ingkaran

Tidak, non

~ atau -

Konjungsi

Dan

Disjungsi

Atau

Implikasi

Jika….maka….

Biimplikasi

Jika dan hanya jika

Ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi disebut operasi dalam

logika.Simbol-simbol dari operasi dalam logika diberikan dalam tabel berikut.

Ingkaran atau Negasi atau penyangkalan

Nilai kebenaran dapat dituliskan dalam bentuk tabel yang dinamakan tabel kebenaran seperti berikut.

p

~ p

B

S

S

B

1.2. Operasi Konjungsi

Operasi konjungsi merupakan operasi biner (operasi yang dikenakan pada dua

pernyataan) yang dilambangkan dengan tanda “”. Dengan operasi ini dua

pernyataan dihubungkan dengan kata “ dan “.

Jika p dan q dua pernyataan , maka pq bernilai benar jika p dan q keduanya

bernilai benar, sebaliknya pq bernilai salah jika salah satu dari p atau q bernilai

salah atau keduanya salah.

Tabel nilai kebenaran dari operasi konjungsi.

p

q

pq

B

B

S
S

B

S

B

S

B

S

S
S

1.3. Operasi Disjungsi

Operasi disjungsi juga merupakan operasi binary yang dilambangkan dengan tanda

”. Operasi ini menggabungkan dua pernyataan menjadi satu dengan kata

hubungan “atau”.

Jika p dan q dua pernyataan maka pq bernilai benar jika p dan q keduanya

bernilai benar atau salah salah satu dari p atau q bernilai benar, sebaliknya pq

bernilai salah jika keduanya bernilai salah.

Tabel nilai kebenaran Disjungsi

p

q

pq

B

B

S
S

B

S

B

S

B

B

B
S

1.4. Operasi Implikasi.

Operasi implikasi (kondisional) adalah operasi penggabungan dua pernyataan yang

menggunakan kata hubung “ jika …. Maka ….” Yang dilambangkan “ “.

Implikasi dari pernyataan p dan q ditulis pq dan dibaca “ jika p maka q”.

Pernyataan bersyarat pq juga dapat dibaca “ p hanya jika q” atau “ p adalah

syarat cukup bagi q atau “ q adalah syarat perlu bagi p”.

Dalam pernyataan pq

p disebut hipotesa / anteseden / sebab

q disebut koklusi / konequen / akibat

Jika p dan q dua buah pernyataan maka pq salah jika p benar dan q

salah,dalam kemungkinan lainnya pq benar.

Tabel nilai kebenaran operasi implikasi

p

q

pq

B

B

S

S

B

S

B

S

B

S

B

B

1.5. Operasi Biimplikasi ( Bikondisional).

Biimplikasi yaitu pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “……jika

dan hanya jika …..” dinotasikan ” .

Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis p q dibaca p jika dan hanya jika q.

Pernyataan p q dapat juga dibaca :

1) p equivalent q

2) p adalah syarat perlu dan cukup bagi q

Jika pdan q dua buah pernyatan maka p q benar bila kedua pernyataan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama, sebaliknya p q salah bila salah satu salah , atau salah satu benar .

Tabel nilai kebenaran operasi Biimplikasi.

p

q

pq

B

B

S

S

B

S

B

S

B

S

S

B

1.6. Menentukan Nilai Kebenaran Pernyataan Majemuk.

Dari pernyataan-pernyataan tunggal p, q, r, . . . dan dengan menggunakan operasi-opersi

pernyataan negasi (~), konjungsi (), disjungsi (), implikasi () dan biimplikasi ()

dapat disusun suatu pernyataan majemuk yang lebih rumit.

Contoh : 1) ~( p ~q)

2) ~

3)

Nilai kebenaran pernyataan majemuk seperti itu dapat ditentukan dengan menggunakan

pertolongan tabel kebenaran dasar untuk negasi, konjungsi, disjungsi , implikasi dan

biimplikasi yang telah dibahas di depan.Untuk memahami cara-cara menentukan nilai

kebenaran pernyataanmajemuk yang lebih rumit ,perhatikan contoh berikut .

Contoh 1: Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk ~ ( p ~q ).

Jawab :

p

q

~q

( pq )

~ ( p ~q ).

B

B

S

S

B

S

B

S

S
B
S
B

B
B

S

B

S

S

B

S


Jadi nilai kebenaran pernyataan majemuk ~ ( p ~q ) adalah S S B S

C. Mendeskripsikan Invers, Konvers Dan Kontraposisi

Dari suatu pernyataan bersyarat “ p q ” yang diketahui dapat dibuat pernyataan lain

sebagai berikut :

1) q p disebut pernyataan Konvers dari p q

2) ~p ~q disebut pernyataan Invers dari p q

3) ~q ~p disebut pernyataan Kontraposisi dari p q

Untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen p dan q, hubungan nilai kebenaran konvers, invers, dan kontraposisi dengan implikasi semula, dapat ditunjukkan dengan memakai tabel kebenaran .

Tabel hubungan nilai kebenaran q p, ~p ~q , ~q ~p dengan p q


Implikasi

Konvers

Invers

Kontraposisi

p

q

~p

~q

p q

q p

~p ~q

~q ~p

B

B

S

S

B

B

B

B

B

S

S

B

S

B

B

S

S

B

B

S

B

S

S

B

S

S

B

B

B

B

B

B

Dari tabel diatas ternyata :

Suatu implikasi yang salah konversnya benar, tetapi implikasinya yang benar

C.1. Negasi Pernyataan Majemuk

Untuk menentukan negasi dari pernyataan majemuk dapat digunakan sifat-sifat negasi

pernyataan majemuk pada tabel berikut ini:

Operasi

Lambang

Negasi

Konjungsi

Disjungsi

Implikasi

Biimplikasi

atau

Contoh : Tentukan negasi dari pernyataan majemuk berikut !

D. Menerapkan Modus ponens, modus tollens dan prinsip silogisme Dalam Menarik

Kesimpulan

Dasar-dasar logika matematika yang telah kita pelajari pada subbab terdahulu akan diterapkan lebih lanjut dalam proses penarikan kesimpulan . Suatu proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa pernyataanyang dikeahui (disebut premis), Kemudian dengan memakai prinsip logika dapat diturunkan suatu pernyataan baru yang ditarik dari premis-premis semula (disebut kesimpulan / konklusi). Penarikan seperti itu disebut argumentasi. Kalau konjungsi dari premis-premis berimplikasi konklusi maka argumentasi itu dikatakan berlaku atau sah.Sebaliknya, kalau konjungsi dari premis-premis tidak berimplikasi konklusi maka argumentasi itu dikatakan tidak sah. Jadi suatu argumentasi dikatakan sah kalau premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar.

Dalam subbab ini kita akan mempelajari beberapa cara penarikan kesimpulan, diantaranya adalah Modus Ponens, Modus Tollens, dan Silogisme.

D.1. Modus Ponens

Jika benar dan p benar maka q benar.

Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut :

. . . . . . premis 1

p . . . . . . premis 2

. . . . . kesimpulan / konklusi

Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai

. Argumentasi ini dikatakan sah kalau pernyataan implikasi

merupakan tautologi. Tautologi adalah sebuah pernyataan

majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari

pernyataan-pernyataan komponennya.

Tabel nilai kebenaran dari

p

q

B

B

B

B

B

B

S

S

S

B

S

B

B

S

B

S

S

B

S

B

Dari tabel pada kolom (5) tampak bahwa merupakan

tautologi,jadi argumen tersebut sah.

D.2. Modus Tollens

Jika benar dan benar maka p benar

Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:

. . . . . premis 1

~q . . . . . premis 2




~p . . . . . . kesimpulan / konlusi

Dalam bentuk implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai ,sah

atau tidaknya modus tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut !

Tabel nilai kebenaran

p

q

~p

~q

B

B

S

S

B

S

B

B

S

S

B

S

S

B

S

B

B

S

B

S

B

S

S

B

B

B

B

B

Dari tabel pada kolom 7 tampak bahwamerupakan tautologi. Jadi

modus tollens merupakan argumentasi yang sah .

D.3. Silogisma

Dari premis-premis dan dapat ditarik konklusi . Penarikan kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisma . Skema argumnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

. . . . . premis 1

. . . . . premis 2

. . . kesimpulan / konklusi

Dalam bentuk implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai sah atau tidaknya silogisme dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

Tabel nilai kebenaran .

p

q

r

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

S

B

S

S

S

B

B

S

B

S

B

B

S

B

B

S

S

S

B

S

S

B

S

B

B

B

B

B

B

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

S

B

B

B

B

B

B

S

S

S

B

B

B

B

B

Dari tabel pada kolom (8) tampak bahwa merupakan

tautologi. Jadi silogisme merupakan argumentasi yang sah.